Mengabdi di ujung timur indonesia
Rabu 12 desember 2019
diawali dengan pemberangkatan pertama menuju timika papua dari bandara adisucipto yogyakarta, perjalanan memakan waktu kurang lebih 8-9 jam, saya terbang dari yogja pukul 10 wib dan sampai timika pukul 06.00 wit sepanjang perjalanan dalam hati kecil saya sempat berkata ini benar2 siap atau tidak, siap dalam arti pergi jauh siap dngan keadaan yang sangat berbeda iap dengan budaya yang beda da siap metal dalam diriku sendiri…
Tak terasa, pesawat mulai tak of turun dari bandaran, moses timika akan tetapi saya lihat arloji masih pukul 04.00 ku kira arloji ku mulai rusak, kmudian saya lihat jam di hp menunjukan pukul 06.10 sempat bingung, sesampai di bawah aku baru sadar ternyata arlojiku masih mengikuti wib waktu indonesia bagian barat sedangkan aku berada di indonesia bagian timur…
Sesampai di loket pengambilan baraanv jantung ini mulai berdebaran, bukan cemas karena milih baranv bawaan , tetapi cemas lihat keadaan sekitar karena baru pertama kali ke luar jawa, sesampai di pintu kluar kita2 yang turun dari pesawat di sambut oleh tukang ojek guna menawarkan jasanya, ku fikir di sini sudah ada ojek online tetapi anggapanku salah semua masih manual. Ok fiks gak masalah
Sebenarnya saya tidak mau pakai ojek Cuma sekedar melihat suasana saja karena sudah ada yang menjemput di bandara nantinya, 15 menit kemudia datang kakak saya dan ponakan dari jauh kelihatan rupanya,
Sepanjang perjalanan melihat kanan kiri dan berdo.a dalam hati semoga kuat, kuatkan lah
Kan lucu kalo 1 minggu gak btah
Trus pulang sedangkan tiket pesawat harga nya naik soalnya mau tahun baru dan hari besar natal..
…. 17 januari 2020 Tak terasa sudah 1bulan lebih beberapa hari saya menginjakakan kaki di tanah papua, banyak cerita_yang saya alami baik itu cerita lucu, aneh, dan menyebalkan, yaa mungkin karna orang baru di sini jadi masih shok dengan keadann di sekitar, langsung saja saya ceritakan satu persatu di bawah ini eng ing eng…..
Helem yang di pakai kemana mana….
sEbanarnya ini yang saya lihat kayak TABU bagai mana tidak helem yang biasanay di gunakan di kepalan dan ketika mau masuk ke tempat belanja biasanya di taruh di parkiran tapi klo disini tidak…
oRang2 mau belanja mau turun dari motor helem masih aja bempel di kepala kalo lihat 1 atau 2 orang yang wajar tapi klo semua nya bahkan masuk ke mall kan lucu wkwkwkwkwkwkwk…
Dalam hati kecil andai kalo ini saya lakukan di yogyakarta pasti di ketawain banyak orang2 di sekitar, karena di anggap hal tabu akan tetapi manfaatnya juga lo… yang biasanya sering kehilangan helem nah nah ini bisa di tiru setelah turun dari motor helemnya jangan di lepas biar tidak hilang sayang kan helem mahal2 di tinggal 5 menit pas dilihat sudah hilang sakit tapi tak berdarah wkwkwkwkwkwkkwkwkw
Comments
Post a Comment