Skip to main content

Tekan Angka Kemiskinan Melalui ZAKAT





TEKAN ANGKA KEMISKINAN MELALAUI ZAKAT
(Musyafaq uin.suka BKI 2015)
           Seperti yang telah kita ketahui bahwa indonesia merupakan negara kepulauan dan termasuk salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat didunia di samping itu negara indonesian baru saja berusia cukup muda dalam arah pembangunan dan sektor perekonomian indonesian belumlah se’imbang  mulai dari sarana prasaran, kenaikan harga pokok, pengganguran, kriminalitas, kemiskinan dan lain sebagainya.
           Hal itu salah satunya disebabakan oleh adanya ketidak seimbangan antara pendapatan dan pengeluaran anggaran belanja negara, serta masalah-masalah dalam tatanan negara seperti korupsi, pencucian uang dsb. Hal yang bersebrangan juga di karenakan sistem pajak belum menjadi penyumbang yang efektif dalam memasok pendapatan negara tetap kurang maksimal dalam membiayai upaya untuk memastikan kesejahtera’an umat manusia.
           Yang dimana menurut data BPS(Badan Pusat Statistik) pada bulan maret 2015, jumlah penduduk miskin(penduduk dengan pengeluaran perkapital per bulan dibawah Garis Kemiskinan) di indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah sebesar 0,86 juta orang dibanding dengan kondisi pada bulan september 2014 yang sebesar 27,73juta orang (10,96 persen).  Pada periode September 2014- Maret 2015 baik indek kedalaman kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2) cenderung mengalami kenaikan.
Diluar itu sebenarnya indonesia dalam mensejahterakan rakyatnya tidak Cuma ketergantungan oleh pendapatan negara saja. Dari sisilain bahwa indonesian merupakan penduduk muslim terbesar di dunia . menurut data bps 2010 mencatat setidaknya penduduk indonesia ber penduduk dengan jumlah 237.641326 jiwa dengan rincian yng beragama islam 207.176.162 jiwa kristen 16.528.513 jiwa khat0lik 6.907.873jiwa hindu 4.012.116 jiwa budha 1.703.254 jiwa dan khonchu 117.091  jiwa jadi sekitar 80% dari total keseluruhan adalah umat islam.
Potensi untuk memperkembangkan perekonomian masyarakat dengan cara pembaayaran zakat dimana zakat bagi sebagian besar penduduk yang beragama islam terbanyak hanya di maknai sebagai kebiasa’an atau adat yang selalu terjadi setiap Tahun pada bulan idul fitri saja.
Lebih dari itu zakat yang dikira hanya bernilai nominal sangat lah rendah, sehingga tidak memberi konstribusi besar dalam upaya membagi kesejahtera’an umat, namun apabila dilihat dengan keseluruhan maka nilai zakat sangatlah besar dengan pembayaran zakat sebesar 2,5 kg
 Seagai gambaran jika penduduku indonesia 80% umat islam dari total semua (di asumsikan penduduk indonesia 250 juta jiwa, sehingga jumlah umat islam sebanyak 200 juta jiwa) dengan perkira’an ini maka umat muslim yang wajib membayar 170 juta jiwa. Pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin sebanyak 37,17 juta jiwa (BPS,2008)  sehingga yang wajib membayar berkisar 170 juta jiwa (200 juta jiwa di kurangi,8 x 37,17 juta jiwa)
Sementara itu dengan harga beras Rp 6 ribu rupiah per Kg menyebabkan kewajiban yang harus dibayar oleh setiap pembayar zakat dilihat dalam bentuk nominal sebesar Rp 15 ribu rupiah dengan cara pembayaran zakat sebesar 2,5 kg per umat. Dengan demikian secara keseluruhan zakat fitrah yang di peroleh berkisaran Rp2,55 triliun setiap tahun nya .
Potensi ini belum lagi di tambah dengan zakat lain yang akan membantu dalam pembiyaya’an yang besar di luar APBN untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat indonesia, apabila dana tersebut di kelola dengan baik dan benar.
Menurut kajian ADBC( Asian Development Bank) dan Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) potensi dan dana zakat di indonesia dapat mencapai 217 triliun rupiah angka tersebut menurut rinni supri hartanti merupakan akumulasi dari zakat, infak dan sedekah tiap tauhnnya sementara tercatat di Forum Zakat Nasional sekitar 1,5 triliun rupiah dana zakat yang terhimpun. Dana zakat tersebut di perkirakan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian di indonesia.

Berarti dapat di ketahuai bahwa zakat dapat di maknai berperan sosial yang sama seperti pajak dengan di kelola dengan baik dan benar maka zakat dapat membantu menjunjung perekonomian sosial yang luas. Dalam membantu perekonomian negara dan kesejahtera’an umat. 

Comments

Popular posts from this blog

PROSEDUR dan manual MICROTRAINING (Attending, Empati, Refleksi, Eksplorasi, Praphrasing, Bertanya Membuka Percakapan, Dorongan Minimal, Interpretasi, Mengarahkan dan

KATA PENGANTAR اَلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَ حْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَمَّا بَعْدُ. Puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan dengan baik dan tepat waktu. Makalah yang penulis buat ini berjudul Manual dan Prosedur Microtraining  (Attending, Empati, Refleksi, Eksplorasi, Praphrasing, Bertanya Membuka Percakapan, Dorongan Minimal, Interpretasi, Mengarahkan dan Menyimpulkan Sementara) dibuat berdasarkan hasil penyusunan data-data yang diperoleh dari berbagai buku referensi yang berkaitan dengan mata kuliah Komunikasi Konseling, serta berbagai informasi dari berbagai sumber lainnya. Dalam pembuatan makalah ini, penulis

BAB 3 PONDOK PESANTREN DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

  BAB 3 PONDOK PESANTREN DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA Materi

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1    Latar Belakang Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw hingga sekarang sudah memasuki abad ke-15.Sepanjang waktu tersebut umat Islam menganut ajaran dan mengembangkannya hingga melahirkan kebudayaan Islam.kebudayaan Islam pada zaman klasik mencapai puncak kejayaan, memasuki zaman pertengahan kebudayaan Islam melemah drastis. Memasuki zaman modern kebudayaan Islam sedikit demi sedikit mengalami perkembangan. Bagi mahasiswa calon guru agama perlu mengetahui perkembangan kebudayaan Islam.Agar dapat menyadari bahwa maju mundurnya kebudayaan Islam terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selain itu mempelajari Islam dari aspek kebudayaannya akan menjadi bekal bagi guru, karena disekolah dan madrasah terdapat mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 1.2    Tujuan Adapun tujuan penulis membuat makalah ini: 1.        Sebagai acuan dalam proses belajar mengajar. 2.        Untuk memenuhi pembuatan tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam dan